Komunitas GUNA official website | Members area : Register | Sign in
Selamat Datang Di komunitas GUNA aiaketek. Sebuah komunitas bagi mereka yang ingin menjadi penulis andal.Semoga weblog ini bermanfaaat bagi pembaca sekalian.

Ini Juga Tulisan Tanpa Judul

Rabu, 18 Mei 2011

Share this history on :
Selasa,3 Mei 2011 sore hari di Rumah Puisi Taufik Ismail...
Ini Juga Tulisan Tanpa Judul
Oleh: Durratul Azkia
Kali pertama,aku melabuhkan kedua kakiku di sebuah Istana Megah beratapkan Angkasa berpondasikan kemauan keras.Sumber mata air sastra membasuh pikiranku dari tumpukan debu kemalasan hingga akhirnya tanganku pun tak lagi enggan menari-nari di atas putihnya kertas.
Di Rumah Puisi ini id ketinggian kira-kira 5-6 meter diatas keramik berluaskan kurang lebih 6mx8m.Di keramik beralaskan permadani ini kami”GUNA aia ketek” mencoba permainan baru yang dipaparkan oleh Ustadz.Arby Tanjung.Permainan ini berjudul “makan dan muntahkan”.Sebagai makanan pertamku adalah sebuah wacana yang berjudul”Pergeseran Budaya Minangkabau Dalam Karya Sastra” oleh Eka Susanti,seorang mahasiswi jurusan sastra Indonesia Andalas.
Dalam goresan tintanya Eka Susanti memaparkan serentetan factor penyebab pergeseran nilai budaya minangkabau dalam karya sastra.Disini jelas penyebab utama pergeseran nilai budaya ini’pertama’ karena adanya pertemuan antara budaya yang berbeda.Pertemuan ini sangat sering terjadi contohkan saja orang-orang perantauan dari Minangkabau.Selain berpedoman dimana bumi dipajak disana langit dijunjung merekapun secara tidak langsung akan mengembangkan budaya Minangkabau itu sendiri.Terlebih lagi seperti yang kita ketahui Negara Indonesia memiliki lebih dari 20 suku yang tersebar di seluruh penjuru nusantara (mobilitas).
Faktor’kedua’ dengan meningkatnya kemajuan teknologi dan komunikasi.Dengan perkembangan pesat ini jarak ratusan kilometer takkan terasa.Dengan beberapa factor tersebut melukiskan warna baru yang berarti budaya  baru yang turut mewarnai kehidupan Budaya Indonesia.
Faktor’ketiga’ yaitu karena adanya persekutuan adat/etnis dengan kode etik suatu agama.Disisni budaya Minangkabau sendiri sebagaimana kita ketahui “Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah”
Nah,sekarang pertanyaannya bagaimana persentuhannya dengan karya sastra.Tertera jelas sastra adalah hasil karya seorang pengarang melalaui proses kreatifitas yang dialirkan melalui pipa imajinasi.Pengarang itu sendiri adalah masyarakat umum yang bisa dibilang istimewa kenapa…?.Tak lain penyebabnya adalah para pengarang adalah orang-orang yang memiliki kreatifitas dan imajinasi tinggi.Mereka meluapkan segala hal yang mereka anggap menarik yang mungkin saja bersumber dari pengalaman yang dianggap perlu di publikasikan.
Disin karya sastra yang ditulsi pengarang biasanya dipengaruhi oleh lingkungan pengarang itu sendiri.Sebut saja budaya Minangkabau beberapa penulis-penulis terkenal seperti,Marah Rusli,STA,Armin Pane dan Serentetan pengarang-pengarang Minangkabau lainnya dengan jelas menceritakan hal-hal yang berkaitan erat dengan budaya Minangkabau.
Dengan paparan diatas tampak jelas penyebab pergeseran tersebut.Jadi bukan permasalahan yang aneh lagi jika ditemukan pergeseran-pergeseran seperti ini dalam karya sastra manapun.


            











Thank you for visited me, Have a question ? Contact on : youremail@gmail.com.
Please leave your comment below. Thank you and hope you enjoyed...

0 komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih atas kesediaan anda untuk mengunjungi Komunitas GUNA aiaketek. Sebuah komunitas bagi mereka yang ingin menjadi penulis andal.semoga weblog ini bermanfaaat bagi pembaca sekalin.Jangan lupa berkunjung lagi di lain waktu. Syukran.