Oleh: Durratul Azkia
Di bawah pedihnya sinar matahari siang ini, menyulubungi kampus hijauku, menemani kami mengisi serentetan permainan hidup demi masa depan kami. Meski tak satupun aku mencicipi makan siang asrama tapi muntahan-muntahan baru masih ingin ku keluarkan siang ini.
Seiring selesainya perang dunia II Negara Indonesia, lahir sebuah Negara merdeka. Ia mulai diri sebagai sosok Negara yang memiliki hak dan kekuasaan seperti Negara merdeka lainnya. Meskipun masih muda Negara Indonesia telah mengibarkan bendera merah putih dengan gagahnya. Dengan lagu Indonesia Raya masyarakat telah bisa melantunkan nyanyi kebangsaan dengan khidmatnya. Berpondasikan UUD 1945 dan Pancasila rakyat Indonesia dapat membangun persatuan dan kesatuan yang telah teguh diiringi pemimpin-pemimpin pembela tanah air seperti Soekarno dan Muhammad Hatta.Serta pegawai-pegawai yang siap membantu presiden dan wakil presiden. Saat itu dikenal dengan KNIP pada tanggal 29 Agustus 1945.
Berperan sebagai pembantu presiden peran KNIP kemudian dialihkan menjadi DPR/MPR. Tak terhenti disana peraturan-peraturan pun mulai dilahirkan, seperti peraturan tentang pembentukan partai politik.
Sebagai realisasinya pada November 1945 kabinet presidensial diganti dengan parlementer Sutan Syahrir sebagai perdana mentrinya. Jadi system presidensial hanya berlaku Agustus-November 1945 sedangkan dari November 1945-1948 kabinet kita adalah parlementer. Pasca Agresi Militer Belanda II (19 Desember 1945) Negara Indonesia mudah terpecah belah buktinya banyaknya partai-partai yang tak sampai 50% pendukungnya. Sehingga demokrasi liberal inipun tak berumur panjang.
Jika dikaitkan dengan Negara kita sekarang kehidupan partai politik saat ini bagai beranak pinak. Dengan pecahan-pecahan tersebut lama-kelamaan Negara inipun kehilangan kesatuan dan akan mudah dipecah belah dari pihak manapun. Lalu setelah itu apa yang akan kita peroleh . . . .
Nah lewat tulisan ini dikutip dari buku cetak KWN kelas V mari kita bercermin langkah mana yang paling tepat untuk mempertahankan Negara ini?
0 komentar:
Posting Komentar